Rabu, 13 Juni 2012

Generasi Stress Masa Depan


Hai guys, saya datang lagi nih. setelah ngepost tentang sesuatu hal yang gak jelas banget. saya datang membawa artikel yang amat sangat menarik untuk dibaca, terutama buat para siswa nih !! pasti banyak yang setuju. :)
artikel ini saya baca diBuku Bahasa Indonesia kelas X SMA lohh. so, check this out guys



Generasi Stress Masa Depan


Dalam salah satu cerpennya yang berjudul "Kami Lepas Anak Kami", sastrawan Gus Sakai menuliskan keprihatinanya atas kondisi pendidikan di indonesia saat ini. cerpen tersebut bercerita tentang para orang tua yang setiap pagi, melakukan prosesi pelepasan kepergian anaknya ke sekolah. anak-anak mencium tangan sang ayah, kemudian melambaikan tangannya untuk masuk ke dalam pekarangan sekolah. rutinitas , setiap
hari.

namun pad suatu hari, sang ayah ingin masuk ke dalam ruangan sekolah tersebut untuk bertemu dengan kepala sekolahnya. dia harus naik ke lantai dua, lantai tiga, dan entah berapa lantai lagi, kemudian  masuk ke ruangan, belok kanan, ke ruangan lagi, belok kanan, belok kiri, masuk ruangan yang gelap dan dingin hingga akhirnya dia baru menyadari, tak pernah bertemu dengan guru-guru dan kepala sekolah tersebut. tiba-tiba ia berada di sebuah ketinggian dan bisa melihat pemandangan yang sangat menakjubkan . ribuan orang tua di sebuah lapangan melakukan prosesi melepas anak-anaknya ke sekolah, dan ketika memasuki pekarangan sekolah, anak-anak itu berubah menjadi robot-robot yang menyandang tas dengan terbungkuk-bungkuk.....

ya, anak-anak sudah menjadi robot. mereka setiap hari harus menanggung beban mata pelajaran, menghafal rumus ini itu, membuat tugas, les ini itu, ikut pelatihan ini itu, ikut bimbingan mata pelajaran untuk Ujian Nasional, untuk masuk perguruan tinggi, untuk masa depan mereka katanya. mereka kehilangan waktu bermain, kehilangan keindahan masa kecil, belajar dari pagi sampai sore, ketika sampai ke rumah harus belajar lagi untuk esoknya dan kadang tak perrnah menikmati tidur nyenyak. yang terbayang-bayang hanyalah guru-guru yang siap memberikan hukuman di sekolah ketika mereka terlambat sekolah, ketika tidak membuat tugas, ketika tidak hafal rumus, ketika sepatunya tidak seragam, ketika uang sekolahnya terlambat, ketika uang bveli bukunya terlambat hingga mereka lupa sarapan atau sekedar minum susu yang kini harganya melambung.

sistem pendidikan kita tidak memberikan tempat kepada siswa untuk berpikir bebas, mempertanyakan sesuatu, berdiskusi dan sebagainya. anak-anak di cekoki dengan dogma dan aturan-aturan yang membuat mereka benar-benar di hantui.
lihatlah setiap pagi ketika musim hujan tiba. di jalanan ketika mereka diantar oleh ayah atau ibu mereka, banyak yang duduk di sadel kendaraan bermotor sambil membuka buku pelajaran dan membaca ketika kendaraan melaju kencang di tengah pikuk dan semrawutnya  lalu lintas. mereka memaksakan diri untuk hafal rumus atau teori-teori tanpa aplikasi, yang mungkin akan keluar dalam ujian nanti. sebuah cara belajar yang membahayakan diri nya sang ayah dan ibu yang mengantar dan mengendarai motor. mereka hanya punya satu keinginan , tidak salah dalam ujian nanti, maka berbagai cara di lakukan termasuk membaca di atas motor. maka beruntunglah bagi mereka yang di antar oleh ayah atau ibunya.

menjelang meninggalkan sekolah akhir kelas 3. mereka juga harus menghadapi persoalan yang berat, ujian nasional. inilah moment yang beberapa tahun terakhir menghantui anak sekolah. mereka harus mencapai nilai yang sudah di tentukan oleh pusat untuk bisa lulus, kalau tidak ingin mengulang lagi. per mata pelajaran harus mencapai nilai tersebut dan tidak dihitung komulatifnya seperti sistem ujian nasional sepuluh atau lima belas tahun lalu ketika Nilai Ebtanas Murin (NEM) hanya menjadi salah satu syarat lulus, dan bukan satu-satunya syarat lulus.

entah akan jadi apa generasi ke depan ketika beban berat di pikiran mereka sudah di tumpuk bahkan ketika mereka masih di bangku sekolah . bukan tidak mungkin, keinginan untuk mendapatkan generasi cerdas di masa depan, akan berubah menjadi monster baru, generasi stres yang mampu menerima sebuah sistem pendidikan dan pengajaran yang di paksakan oleh negara !!!!


******************************************************


gimana readers, tersentuhkah dengan artikel diatas? :D
ya udah, sampai sini dulu pertemuan kita di Entri ini.
jangan lupa follow, and comment yah~
Byeeebyee

Tidak ada komentar:

Posting Komentar